Wonogiri – Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan DPC Gradasi Kabupaten Wonogiri menggelar kegiatan literasi digital bagi pelajar SMK di Kabupaten Wonogiri. Giat tersebut dilaksanakan di sejumlah SMK di Kota Sukses.
Ketua DPC Gradasi Wonogiri Sukesti Nuswantari mengatakan kegiatan tersebut merupakan rangkaian roadshow literasi digital untuk SMK selama 3 hari mulai 12, 13 dan 14 Juli 2022.
“Ini hari yang terakhir ada 5 sekolah yakni SMK Sudirman, SMKN 1 Wonogiri, SMK 2 Wonogiri, SMK Daya Wangsa dan SMK Pancasila 1,” katanya.
Kegiatan tersebut mengambil tema Bijak Bermedia Sosial dan Membuat Konten Kreatif bagi anak muda Generasi Z.
“Selama ini Generasi Z menggunakan ponsel kurang produktif sekedar untuk hiburan sekarang bagaimana caranya hiburan hiburan yang ada edukasi produktif,” jelasnya.
Gradasi Wonogiri mengarahkan para siswa SMK untuk bermedia sosial secara bijak.
“Para pemateri di SMK Sudirman ada Dwi Suswatiningsih, SMK 2 Wonogiri Irawan SMK 1 Wonogiri Santo Ari Wibowo, SMK Daya Wangsa Dini Ambarwati dan SMK Pancasila 1 Ratna Puspitasari,” jelasnya.
Sukesti berharap setelah adanya kegiatan tersebut siswa SMK bisa lebih bijak menggunakan media sosial dan bisa membranding diri sendiri maupun sekolahnya masing-masing.
“Bagi sekolah juga ada dampak positif yakni berlomba-lomba di medsos dengan konten-konten yang positif,” tukasnya.
Faizal Adi Suwignyo dari Kominfo Bidang Pemberdayaan Informatika menuturkan acara seminar literasi digital digelar serentak untuk wilayah Jawa Tengah dan Lampung.
“Kegiatan hari ini bekerjasama dengan Gradasi Wonogiri ada 10 sekolah di Wonogiri yang menjadi titik seminar literasi digital,” katanya.
Dijelaskannya terdapat empat pilar yang membentuk kerangka kerja tersebut yakni cakap digital, etika digital, keamanan digital, dan budaya digital. Aspek-aspek ini merupakan komponen ideal untuk mendefinisikan terbentuknya kemampuan literasi digital masyarakat
Dia berharap anak generasi Z
tidak hanya mahir dalam bersosial media tapi juga bertanggung jawab dalam melakukan sosial media.
“Yang selama ini terjadi, yang saya amati selama ini generasi Z, mereka cenderung tidak berpikir dua kali dalam melakukan aktifitas apapun di media sosial baik posting, komen atau share,” ungkapnya.
Dia berharap semoga kedepan ada lagi acara seperti ini supaya anak zaman sekarang bukan hanya bisa menggunakan digital tapi juga berperilaku baik di dunia digital.
salah satu pemateri Irawan,SE, M.Pd memberikan materi bertajuk Digitalisasi Pendidikan, Kreatif Sebagai Citra Diri dan Media Promosi Sekolah.
Pemilik badge biru Pandu Digital Indonesia DPC Gradasi Kabupaten Wonogiri tersebut mengatakan digitalisasi sekolah merupakan implementasi dari new learning yang disiapkan untuk menghadapi revolusi industri 4.0, karakteristik new learning tersebut adalah student centered, multimedia, collaborative work, information exchange dan critical thinking dan informed decisions making.
“Untuk menjawab tantangan di era revolusi industri 4.0 dimana program digitalisasi sekolah menjadi salah satu program prioritas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di tahun 20021 tidak hanya terkait pengadaan alat elektronik pada program digitalisasi sekolah, Kemendikbud juga akan membuat suatu platform dimana guru bisa dengan mudah mengunduh kurikulum dan memilih kurikulum dalam bentuk modul-modul, ” terangnya.
Irawan menambahkan tujuan dilakukan digitalisasi agar semua kegiatan tugas dapat dikerjakan melalui benda elektronik contohnya komputer smartphone.
“Alasan diupayakannya digitalisasi pendidikan karena penggunaan internet semakin masif bagi pelajar maupun guru akibatnya sistem pendidikan di seluruh dunia mengalami perubahan yang signifikan,” ulasnya.
Manfaat digitalisasi pendidikan, lanjut Irawan yakni meningkatkan kemampuan dan kemajuan belajar, menambah kreativitas guru dan siswa, lebih praktis kegiatan belajar mengajar lebih menyenangkan, sumber belajar lebih mudah didapatkan informasi atas kurikulum yang didapat lebih update.